-->
JellyPages.com

Sunday, January 6, 2013

MLM YUSUF MANSYUR


WH Community
Siapa bilang multilevel marketing (MLM) selalu identik dengan jual beli produk. Shalat tahajud pun ternyata bisa dikelola dengan konsep MLM tersebut. Hal itulah yang coba diterapkan oleh lembaga Wisata Hati (WH), pimpinan Ustad Yusuf Mansur.
Ditemui sesaat sebelum mengisi puncak acara milad ke-20 YDSF di WTC Surabaya, beberapa waktu lalu, ustad kelahiran 19 Desember 1976 itu menuturkan konsep MLM yang mulai digagasnya. Yusuf mengatakan sebenarnya MLM yang ia pelopori itu tak jauh berbeda dengan konsep MLM pada umumnya. ”Sama saja seperti MLM pada umumnya. Cuma bedanya, di sini orang bikin downline untuk ngebangunin orang untuk shalat tahajud,” tuturnya dengan logat Betawi.
Lebih lanjut ia menuturkan, dalam MLM tersebut, setiap orang harus membangunkan minimal tiga orang setiap malam Jumat. ”Nanti kalau sudah mencapai level 10 atau level yang paling bawah, jumlah orang yang ikut shalat tahajud dalam satu kelompok itu bisa mencapai 19.800-an orang,” imbuh ustadz muda ini.
Tak hanya itu, untuk menciptakan nuansa yang berbeda saat shalat tahajud, tiap 1,5 bulan sekali, anggota MLM tersebut diajak bertahajud di ruang terbuka. Seperti di daerah pegunungan, di tengah laut (di atas rig kapal), di pinggir pantai, atau bisa juga di halaman masjid besar. ”Nanti kalau sudah rapi, sistemnya akan kami buat. Jadi, nantinya setiap anggota akan mendapat sms reminder. Bahkan kalau memungkinkan kami akan membuat siaran di televisi,” tutur Mansur.
Sayangnya, konsep tersebut hingga kini baru diujicobakan di Semarang dan Boyolali, Jawa Tengah. Namun, ustadz yang juga pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran Tangerang, itu berjanji akan segera melebarkan sayap MLM-nya itu ke seantero Indonesia dalam waktu dekat.
”Nanti kami akan mencari simpul-simpul di masing-masing daerah. Selanjutnya, di masing-masing simpul itu kami akan membentuk WH community. Tujuannya ya untuk mengusung tahajud, dan sedekah sebagai kebiasaan positif di masyarakat,” ungkap ustadz yang juga penggagas sinetron Maha Kasih yang beberapa waktu lalu ditayangkan di sebuah stasiun televisi swasta itu.
Ditambahkan dia, anggota WH community itu nantinya juga akan mendapatkan keuntungan yang lain. Yakni berhak mengikuti pendidikan di institut milik WH selama setahun, selain juga berkesempatan untuk menunaikan ibadah umrah maupun haji gratis. ”Model pendidikan di institut itu nantinya akan sama seperti model kuliah dan insyaallah itu sudah setingkat S2. Sementara kesempatan menunaikan ibadah haji atau umrah itu sebagai bonus untuk member get member-nya,” tukasnya.
Sementara itu, materi-materi yang akan diberikan pada peserta pendidikan WH Institut antara lain berupa kajian keislaman baik secara umum maupun syar`i, kajian tafsir tematik, juga fiqih. Meski dikhususkan bagi anggota WH community, Mansur mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan orang-orang di luar WH community ikut ambil bagian. ”Yang bikin beda ya harganya. Kalau anggota, mereka cuma perlu bayar Rp 2 juta, itu juga mereka akan mendapatkan bonus pustaka WH yang isinya ada 5 buku. Sementara kalau di luar anggota harus bayar Rp 5 juta. Duit itu untuk mem-back up PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al Quran, Red),” pungkasnya.
Ustadz Yusuf Mansur Angkat Bicara mengenai MLM
Berbicara tentang MLM, yang timbul pertama kali di benak mayoritas orang adalah negatifnya. Katanya MLM bisnis Menipu Lewat Mulut, jualan Door to Door, dsb. Itu semua terjadi karena mereka belum mengetahui hakikat MLM yang sebenarnya.
MLM bukanlah cara untuk kaya cepat, tapi adalah salah satu bentuk distribusi barang. Tapi jika cara distribusi barang ini dijadikan pekerjaan yang halal apa ngga boleh? Terlalu naif jika kita mem-vonis bahwa MLM itu HARAM.
Hal kedua yang perlu dijelaskan bahwa banyak MLM khususnya di negeri kita yang menerapkan peraturan (baca: marketing plan/MP) yang tidak adil bagi member2nya. Maksud saya, marketing plan dibuat untuk memperkaya perusahaan MLM atau pemilik perusahaan MLM ataupun pemilik Support System MLM . Terlalu banyak syarat-syarat yang ditentukan/dibebankan kepada member yang pada akhirnya memberatkan/mencekik member yang bersangkutan. Sehingga pada akhirnya muncul apa yang orang awam katakan bahwa yang pertama kali masuklah yang berhasil, atau secara general kita katakan marketing plannya berbentuk pyramida. Bagaimana jika ada MLM yang menerapkan hal sebaliknya? Marketing Plan dibuat lebih berpihak kepada member ? Apakah itu bisa digolongkan Haram? Wallahualam.
Hal yang ketiga, mayoritas MLM di negeri kita mengajak calon member bergabung dengan cara menggugah emosionalnya. Ini sama hukumnya dengan judi atau lotere. Belum apa-apa sudah di iming-imingi kemewahan seperti Mobil Mewah, Rumah Mewah, Trip ke Luar Negeri bahkan Perjalanan Ibadah. Kalau MLM semacam ini sangat wajar jika kita cap MLM HARAM, tapi bagaimana jika ada MLM yang tidak menerapkan hal semacam ini? Apakah kita juga jadi ikut2an latah mem-vonis bahwa MLM itu HARAM?
Keempat, mayoritas pula MLM di negeri kita menunda-nunda pembayaran bonus atau menetapkan pembayaran bonus yang terlalu lama dengan nilai bonus yang kecil, ada bahkan sampai 1,5 bulan baru membayarkan bonus/hasil keringat member yang bersangkutan. Bagaimana jika ada MLM yang belum habis capeknya bekerja atau belum kering keringat si member, hasil kerjanya sudah dibayarkan? Bukankah itu lebih bernilai agama/humanis/islami?
Kelima, mayoritas pula MLM di negeri kita membodoh-bodohi member dengan membuat perhitungan bonus di MP yang sangat rumit sehingga membuat member kebingungan bahkan tidak bisa menghitung dan memprediksi besaran bonus yang akan diterima. Bagaimana jika ada MLM yang mempermudah member dalam hal mengetahui berapa hal yang akan dia peroleh (transparansi perhitungan bonus)???
Semoga sedikit uraian saya diatas bisa menambah wacana berpikir kita tentang MLM, sehingga bisa mem-filter dan membentengi kita dari bisnis setan berkedok MLM, yang justru malah jauh dari pengertian MLM yang sebenar-benarnya.
Diskusi lebih lanjut dengan topik ini sangat saya harapkan.
Wassalam, Yusuf Mansur

No comments:

Post a Comment