WH Community
Siapa
bilang multilevel marketing (MLM) selalu identik dengan jual beli produk.
Shalat tahajud pun ternyata bisa dikelola dengan konsep MLM tersebut. Hal
itulah yang coba diterapkan oleh lembaga Wisata Hati (WH), pimpinan Ustad Yusuf
Mansur.
Ditemui sesaat sebelum mengisi puncak acara
milad ke-20 YDSF di WTC Surabaya, beberapa waktu lalu, ustad kelahiran 19
Desember 1976 itu menuturkan konsep MLM yang mulai digagasnya. Yusuf mengatakan
sebenarnya MLM yang ia pelopori itu tak jauh berbeda dengan konsep MLM pada
umumnya. ”Sama saja seperti MLM pada umumnya. Cuma bedanya, di sini orang
bikin downline untuk ngebangunin orang untuk shalat tahajud,” tuturnya
dengan logat Betawi.
Lebih lanjut ia menuturkan, dalam MLM
tersebut, setiap orang harus membangunkan minimal tiga orang setiap malam
Jumat. ”Nanti kalau sudah mencapai level 10 atau level yang paling bawah,
jumlah orang yang ikut shalat tahajud dalam satu kelompok itu bisa mencapai
19.800-an orang,” imbuh ustadz muda ini.
Tak hanya itu, untuk menciptakan nuansa yang
berbeda saat shalat tahajud, tiap 1,5 bulan sekali, anggota MLM tersebut diajak
bertahajud di ruang terbuka. Seperti di daerah pegunungan, di tengah laut (di
atas rig kapal), di pinggir pantai, atau bisa juga di halaman masjid besar.
”Nanti kalau sudah rapi, sistemnya akan kami buat. Jadi, nantinya setiap
anggota akan mendapat sms reminder. Bahkan kalau memungkinkan kami akan membuat
siaran di televisi,” tutur Mansur.
Sayangnya, konsep tersebut hingga kini baru
diujicobakan di Semarang dan Boyolali, Jawa Tengah. Namun, ustadz yang juga
pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran Tangerang, itu berjanji akan segera
melebarkan sayap MLM-nya itu ke seantero Indonesia dalam waktu dekat.
”Nanti kami akan mencari simpul-simpul di
masing-masing daerah. Selanjutnya, di masing-masing simpul itu kami akan
membentuk WH community. Tujuannya ya untuk mengusung tahajud, dan
sedekah sebagai kebiasaan positif di masyarakat,” ungkap ustadz yang juga
penggagas sinetron Maha Kasih yang beberapa waktu lalu ditayangkan di sebuah
stasiun televisi swasta itu.
Ditambahkan dia, anggota WH community itu
nantinya juga akan mendapatkan keuntungan yang lain. Yakni berhak mengikuti
pendidikan di institut milik WH selama setahun, selain juga berkesempatan untuk
menunaikan ibadah umrah maupun haji gratis. ”Model pendidikan di institut itu
nantinya akan sama seperti model kuliah dan insyaallah itu sudah setingkat S2.
Sementara kesempatan menunaikan ibadah haji atau umrah itu sebagai bonus untuk
member get member-nya,” tukasnya.
Sementara itu, materi-materi yang akan
diberikan pada peserta pendidikan WH Institut antara lain berupa kajian
keislaman baik secara umum maupun syar`i, kajian tafsir tematik, juga fiqih.
Meski dikhususkan bagi anggota WH community, Mansur mengungkapkan, tidak
menutup kemungkinan orang-orang di luar WH community ikut ambil bagian. ”Yang
bikin beda ya harganya. Kalau anggota, mereka cuma perlu bayar Rp 2 juta, itu
juga mereka akan mendapatkan bonus pustaka WH yang isinya ada 5 buku. Sementara
kalau di luar anggota harus bayar Rp 5 juta. Duit itu untuk mem-back up PPPA
(Program Pembibitan Penghafal Al Quran, Red),” pungkasnya.
Ustadz Yusuf Mansur Angkat Bicara mengenai MLM
Berbicara tentang MLM, yang timbul
pertama kali di benak mayoritas orang adalah negatifnya. Katanya MLM bisnis
Menipu Lewat Mulut, jualan Door to Door, dsb. Itu semua terjadi karena mereka
belum mengetahui hakikat MLM yang sebenarnya.
MLM bukanlah cara untuk kaya cepat, tapi adalah salah satu bentuk
distribusi barang. Tapi jika cara distribusi barang ini dijadikan pekerjaan
yang halal apa ngga boleh? Terlalu naif jika kita mem-vonis bahwa MLM itu
HARAM.
Hal kedua yang perlu dijelaskan bahwa
banyak MLM khususnya di negeri kita yang menerapkan peraturan (baca: marketing
plan/MP) yang tidak adil bagi member2nya. Maksud saya, marketing plan dibuat
untuk memperkaya perusahaan MLM atau pemilik perusahaan MLM ataupun pemilik
Support System MLM . Terlalu banyak syarat-syarat yang ditentukan/dibebankan kepada
member yang pada akhirnya memberatkan/mencekik
member yang bersangkutan. Sehingga pada akhirnya muncul apa yang orang awam
katakan bahwa yang pertama kali masuklah yang berhasil, atau secara general
kita katakan marketing plannya berbentuk pyramida. Bagaimana jika ada MLM yang
menerapkan hal sebaliknya? Marketing Plan dibuat lebih berpihak kepada member ?
Apakah itu bisa digolongkan Haram? Wallahualam.
Hal yang ketiga, mayoritas MLM di
negeri kita mengajak calon member bergabung dengan cara menggugah emosionalnya.
Ini sama hukumnya dengan judi atau lotere. Belum apa-apa sudah di iming-imingi
kemewahan seperti Mobil Mewah, Rumah Mewah, Trip ke Luar Negeri bahkan
Perjalanan Ibadah. Kalau MLM semacam ini sangat wajar jika kita cap MLM HARAM,
tapi bagaimana jika ada MLM yang tidak menerapkan hal semacam ini? Apakah kita
juga jadi ikut2an latah mem-vonis bahwa MLM itu HARAM?
Keempat, mayoritas pula MLM di negeri
kita menunda-nunda pembayaran bonus atau menetapkan pembayaran bonus yang
terlalu lama dengan nilai bonus yang kecil, ada bahkan sampai 1,5 bulan baru
membayarkan bonus/hasil keringat member yang bersangkutan. Bagaimana jika ada
MLM yang belum habis capeknya bekerja atau belum kering keringat si member,
hasil kerjanya sudah dibayarkan? Bukankah itu lebih bernilai
agama/humanis/islami?
Kelima, mayoritas pula MLM di negeri
kita membodoh-bodohi member dengan membuat perhitungan bonus di MP yang sangat
rumit sehingga membuat member kebingungan bahkan tidak bisa menghitung dan
memprediksi besaran bonus yang akan diterima. Bagaimana jika ada MLM yang
mempermudah member dalam hal mengetahui berapa hal yang akan dia peroleh
(transparansi perhitungan bonus)???
Semoga sedikit uraian saya diatas
bisa menambah wacana berpikir kita tentang MLM, sehingga bisa mem-filter dan
membentengi kita dari bisnis setan berkedok MLM, yang justru malah jauh dari
pengertian MLM yang sebenar-benarnya.
Diskusi
lebih lanjut dengan topik ini sangat saya harapkan.
Wassalam,
Yusuf Mansur
No comments:
Post a Comment