Sedekah Super Stories
Siapa yang ingin usaha maju mendapat keuntungan yang berlipat-lipat? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin penyakit segera sembuh? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin cepet dapet jodoh? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin urusannya dimudahkan? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin ujiannya lulus? Ayo Berinfaq!
Berapakah seharusnya saya berinfaq?
Inilah rumus matematika sedekah.
Siapa yang menginkan 10, infaqkan saja 1
Siapa menginfaqkan 1, ia akan dapat 10
Jika
anda punya uang 1 juta dan ingin mendapatkan uang dua juta, cukup anda
infaqkan 200 ribu, namun jika anda menginginkan yang 10 juta, infaqkan
saja semuanya yang satu juta.
Jika
perusahaan menginginkan keuntungan hingga seratus maka anda mesti
menginfaqkan sebesar sepuluh juta, atau jika perusahaan anda
keuntungannya bersih 1 milyar menginginkan penambahan keuntungan hingga 2
milyar, perusahaan anda mesti keluarkan infaq 200 juta.
Jika
anda sakit, dan sang dokter memberikan rincian biaya yang mesti
dikeluarkan selama 1 bulan perawatan adalah 100 juta, maka untuk
mempercepat kesembuhan infaqkan saja 10 juta
Segera
buktikan ayat-ayat Allah bahwa itu akan tergantikan 10 kali lipat
bahkan bisa lebih dari 700 kali lipat, anda mesti yakin. Berbagilah
kepada sesama, kepada orang-orang yang disekitar anda yang lebih
membutuhkan dan tunggulah keajaiban itu tidaklah lagi akan datang.
Jika
itu terbukti, anda mesti menjadi orang yang ketagihan dalam berinfaq.
Lihatlah orang-orang yang disekeliling anda yang lebih membutuhkan dari
anda. Kunjungilah orang-orang yang tak mampu,
Alihkan
belanja anda yang tadinya ke toko besar ke warung-warung kecil di
sekitar anda, belanja sayuran kepada tukang sayur keliling,
mudah-mudahan itu akan lebih membantu mereka
“Tidak
ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada
mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah,
berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi
berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Dari
Abu Hurairah r.a: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu
berkata: “Ya Rasulullah, sedekah manakah yang teragung pahalanya?”
Rasulullah s.a.w. bersabda: “jikalau engkau bersedekah, sedangkan
engkau itu masih sehat, dan sebenarnya engkau merasa sayang mengeluarkan
sedekah itu, karena takut menjadi fakir dan engkau amat
mengharap-harapkan untuk menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau
menunda-nunda, sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkong lalu
berkata: “Untuk si Fulan itu, yang ini dan untuk si Fulan ini, yang itu,
sedangkan orang yang engkau maksudkan itu
telah memiliki apa yang hendak kau berikan.” (Muttafaq ‘alaih)
telah memiliki apa yang hendak kau berikan.” (Muttafaq ‘alaih)
SEDEKAH tidak perlu menunggu harta cukup nishab atau menunggu banyak harta.
Dianjurkan untuk senantiasa bersedekah dalam kondisi apapun. Sebagaimana Firman Allah Swt yang artinya: “(Yaitu)
orang-orang yang menafkahkan/menyedekahkan (hartanya), baik di waktu
lapang (banyak rizki) maupun sempit (tidak banyak rizki), dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-Imron (3): 134)
Sahabat
Ali bin Abi Thalib dalam sebuah riwayat ketika memiliki empat dirham.
Ia menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari,
satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara
diam-diam.
Sedekah
adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir
benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai
seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh
ratus kali lipat. (QS. Al-Baqarah (2): 261)
”Adapun
orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah (kesuksesan).” (QS. Al-Lail (92):
5-7)
Senantiasa
terus memperbaiki diri dan memberikan kemanfaatan bagi yang lain.
Hendaknya kehadiran kita ada sesuatu manfaat yang bisa dirasakan oleh
orang-orang yang ada di sekeliling kita, Baik itu tenaga, pikiran,
materi dll. Tampakkan wajah ceria, murah senyum, tidak sekadar simpati
saja, tetapi bagaimana bisa berempati. Berbagi dengan sesama,
mengutamakan kepentingan saudaranya, saling berlomba dalam kebaikan dan
taqwa
“Siapakah
yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al
Baqarah: 245)
Siapakah yang dapat memberi keuntungan 700 kali lipat?
Allah berfiman : "Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. 2 : 261)
Harta
tidak akan pernah bisa mempertahankan kehidupan di muka bumi. Sehebat
apapun usaha manusia untuk memperpanjang hidupnya, kematian pasti akan
tiba pada saat yang telah ditentukan. Sebelum menyesal, masih ada
kesempatan untuk membuat harta kita menjadi abadi. Caranya: transferlah
harta anda ke akhirat. Salurkan kekayaan anda melalui lembaga-lembaga
sosial yang membantu fakir miskin dan anak yatim, lebih dari itu
wakafkan harta anda untuk pelayanan sosial seperti masjid, sekolah
pendidikan agama dan rumah sakit. Dari sini harta anda akan bergerak
mencarikan pahala untuk anda. Dari sini kecapean yang selama ini anda
lakukan tidak akan menjadi sia-sia. Anda kelak ditunggu oleh harta anda
di surga.
Mari
turut berpartisipasi memproduksi berjuta kebaikan, Jangan puas hanya
melaksanakan yang wajib. Shalat Fardhu jangan dilalaikan, lengkapi
dengan shalat sunnah, ada shalat rawatib, shalat malam, shalat dhuha dan
lainnya. Puasa Romadhan kita laksanakannya, puasa sunnah kita kerjakan
semampu kita, ada puasa 6 hari di bulan syawal, puasa 3 hari setiap
bulan, puasa senin dan kamis, dll. Bersihkan harta dengan mengeluarkan
zakat, tumbuh suburkan harta anda agar lebih berkah dan semakin
berkembang sehingga dapat memberikan manfaat lebih banyak dengan
menginfaqkannya di jalan Allah niscaya Allah akan ganti dengan yang
lebih baik, jika di dunia belum ada ganti di akhirat kita menyesal,
mengapa tidak menginfaqkannya lebih banyak lagi.
Do'a kita untuk yang rajin berinfaq
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu
‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami
hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu
di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang
berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan
bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhary 5/270)
Ayo buktikan !!!
Jangan lupa sertakan harapan anda... mintalah hajat anda...
Terbukti Shadaqah penuh keajaiban...
harta menjadi berkah, berlimpah dan penuh manfaat...
--> Mau sembuh dari sakit, ayo shadaqoh
---> Mau dapat anak, pancing dengan shadaqah
----> Anda mau apa, lakukan shadaqah, lalu mintalah hajat anda pada Allah...
Jangan Kapok harta anda berkurang karena shadaqah...
Makin bertambah harta karena shadaqah, tentu semakin rutin anda shadaqah...
Lakukan dari keluarga terdekat, tetangga dan orang-orang yang ada disekitar anda, semoga menjadi orang yang bermanfaat...
Bahagia dunia akhirat, Ayo Shadaqah.....
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang
menguasai di Hari Pembalasan Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang
lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
Ya Allah kabulkanlah do'a kaum muslimin di penjuru bumi..
Ya Allah kabulkanlah do'a-do'a kami...
Ya Allah kami telah berusaha mengorbankan harta kami tuk perjuangan menegakkan kalimat-Mu...
kami korban harta kami tuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan ke lebih banyak orang di seluruh penjuru bumi...
Ya
Allah sembuhkanlah diantara kami yang sedang sakit, sembuhkanlah
keluarga kami, sembuhkanlah tetangga kami, sembuhkanlah teman-teman…
Ya Allah di antara kami ada yang belum memiliki keturunan, berikanlah segera amanah itu,
Ya Allah berilah kami keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengarkan do`a.
Ya Allah jadikanlah anak-anak kami, anak-anak yang shaleh dan shalehah...
"Wahai
Allah limpahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw;
sebanyak aneka rupa rizqi. Wahai Dzat Yang Maha Meluaskan rizqi kepada
orang yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Luaskan dan banyakanlah rizqiku
dari segenap setiap penjuru dan perbendaharaan rizqi-Mu tanpa pemberian
dari makhluk, berkat kemurahan-Mu jua. Dan limpahkanlah pula rahmat dan
salam atas dan para sahabat beliau. "
"Wahai
Allah, wahai Dzat Yang Maha Kaya, wahai Dzat Yang Maha Terpuji, wahai
Dzat Yang memulai, wahai Dzat Yang Mengembalikan, wahai Dzat Yang Maha
Penyayang, wahai Dzat Yang Maha Mencintai. Cukupilah kami dengan
kehalalan-Mu dari keharaman-Mu. Cukupilah kami dengan anugerah-Mu dari
selain Engkau. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam atas junjungan
kita Nabi Muhammad Saw. keluarga dan sahabat beliau."
"Dengan
nama Allah, semoga Engkau menjaga diri kami, harta kami dan agama kami.
Wahai Allah, ridhailah kami dari ketetapan-Mu dan berilah berkah kepada
kami pada segala apa yang telah Engkau putuskan sehingga kami Tidak
suka apa yang Engkau mempercepatkan apa yang Engkau akhirkan dan tidak
pula menyukai mengakhirkan apa yang, Engkau cepatkan. "
"Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).
"Ya
Tuhan, janganlah Engka siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Tuhan,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana telah
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri
maaflah kami, ampunilah kamj, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong
kami, maka tolonglah kami dalam mengalahkan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).
"Ya
Tuhan sungguh kami telah mendengar seruan yang menyeru kepada iman:
"Barimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan,
ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta
matikanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat kebajikan. Ya
Tuhan, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari
kiamat nanti. Sungguh Engkau sama sekali tidak akan pernah menyalahi
janji." (QS. Âli Imrân: 193-294).
Sedekah yang Utama
Shadaqah
adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda
keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan
kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah
yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut:
1. Shadaqah Sirriyah
Yaitu
shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat
utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman, “Jika
kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari
kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. 2:271)
Yang
perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama
untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara
khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau
harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur,
membekali pasukan jihad dan lain sebagainya.
Di
antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk
menutup aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di
kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak
diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak
punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan
terhadap orang fakir.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam
memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa
dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari
Kiamat. (Thariqul Hijratain)
2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat
Bersedekah
dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika
sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan
kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, "Shadaqah
yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat
dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir.
Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau
katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)
3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi
Allah subhanahu wata’ala telah berfirman, “Dan
mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang
lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. 2:219)
Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, "Tidak
ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan dalam
riwayat yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang
wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari)
4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam, "Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Abu Dawud)
Beliau juga bersabda, "Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya," Bagaimana itu (wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, "Ada
seseorang yang hanya mempunyai dua dirham lalu dia bersedakah dengan
salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang mendatangi
hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil seratus ribu dirham
dan bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami')
Al-Imam al-Baghawi rahimahullah
berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan
hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena khawatir
terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang
dia lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga
merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri
manusia. Rasululllah shallallahu ‘alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuyang
keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya
keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak
khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain
Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan
kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu
yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar hutang dan memberi
nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama.
Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan
dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan
Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah)
5. Menafkahi Anak Istri
Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, "Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia mendapatkan pahala sedekah." ( HR. al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda, "Ada
empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar
engkau berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau infakkan fi
sabilillah, satu dinar engkau belanjakan untuk keluargamu. Dinar yang
paling utama adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR. Muslim).
6. Bersedekah Kepada Kerabat
Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai." (QS. 3:92)
Maka
Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha'
diserahkan kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau.
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam menyarankan agar ia
dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang
disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan
keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda, "Bersedakah
kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada
kerabat maka ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:
Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, ”(Yaitu)
melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari
kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau
orang miskin yang sangat fakir.” (QS. 90:13-16)
Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi, "Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')
7. Bersedekah Kepada Tetangga
Allah subhanahu wata’ala
berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya berisikan
perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR. Muslim)
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR. Muslim)
8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, "Dinar
yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk
keluarganya, dinar yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya (yang
digunakan) di jalan Allah dan dinar yang diinfakkan seseorang kepada
temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR. Muslim)
9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah
Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya, “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.” (QS. 9:41)
Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala, “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang
yang benar.” (QS. 49:15)
Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, "Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang berperang maka dia telah ikut berperang." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Namun
perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama
adalah dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang
terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun dalam kondisi
mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka itu juga baik akan
tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang pertama.
10. Shadaqah Jariyah
Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, "Jika
manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal;
Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang
mendoakannya." (HR. Muslim).
Di
antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid,
madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang
dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Wallahu’alam…
AYO GERAKKAN CINTA SEDEKAH Insya Allah MEMBUAT KITA BERTAMBAH KAYA
Subhanallah.. sangat bermanfaat.. semoga bisa diamalkan dengan baik.. amiin..
ReplyDelete